Filename | Metode Ilmiah |
Permission | rw-r--r-- |
Author | tes |
Date and Time | 14.56 |
Label | kahfiehudson| metode ilmiah| metode penelitian |
Action |
Metode Ilmiah
Pengertian Metode Ilmiah
Nazir (1988) dalam
bukunya Metode Penelitian mengemukakan bahwa terdapat
kriteria dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang dituangkan
dalam bentuk skema seperti di bawah ini:
(Nazir, Moh. Metode
Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 1988.)
Metode ilmiah atau proses ilmiah
(bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan
pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena
alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah
pengulangan empat langkah berikut:
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada
karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi,
ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh
subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses
penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali
memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat
dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau
dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti
bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan
ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan
suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam
itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel,
digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan
perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya
ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran
tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan
pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur.
Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan
memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan
hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di
alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas.
Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui
kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan
demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa
hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah
diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat
membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang
mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus
menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori
baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya
dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan
prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan
membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen
sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih
mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat
membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran
hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu
hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari
hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat
dilakukan. Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam
laboratorium atau ekskavasi arkeologis. Eksperimen bahkan dapat berupa
mengemudikan pesawat dari New York ke Paris dalam rangka menguji hipotesis
aerodinamisme yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut. Pencatatan yang
detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil
eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang
dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
Karakteristik Metode Ilmiah
·
Bersifat kritis, analistis, artinya metode
menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan
menentukan metode untuk pemecahan masalah.
·
Bersifat logis, artinya dapat memberikan
argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan
bukti-bukti yang tersedia.
·
Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh
ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·
Bersifat konseptual, artinya proses penelitian
dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
·
Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai
didasarkan pada fakta di lapangan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah diakses
pada tanggal 22 April 2013 Pukul 14:50 WIB)
DAFTAR PUSTAKA
Nazir, Moh. Metode Penelitian, Bogor: Ghalia
Indonesia, 1988.
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah diakses
pada tanggal 22 April 2013 Pukul 14:50 WIB
0 komentar:
Posting Komentar